Selasa, 13 Desember 2011

Pembukaan Dojo Baru di Perkemi Kab.Badung

Hari ini Selasa 13 Desember 2011, kami keluarga besar PErkemi Kab.Badung menghadiri latian gabungan seluruh kenshi Kab.Badung dalam rang ka perayaan pembukaan Dojo baru yang bertempat di hall Restoran Jak Resto Jl.Sunset Road Kuta. Acara di mulai pk. 16 :00 yang dihadiri juga oleh jajaran pengurus PERKEMI Ka. Badung antara lain Senpai Karim, Senpai Dewa, Senpai Wahyu, Senpai Sanjaya dll.

Dojo baru ini terbentuk atas prakarsa dari Senpai Cuk Taruna yang memakai hall restoran Jak Resto sebagai tempat latihan. Diharapakan dengan terbentuknya Dojo yang baru ini akan lebih mempermudah koordinasi dan keakraban para kenshi khususnya kenshi Badung, jadwal latihan nya setiap hari Minggu jam 09 :00 pagi .
Di mana saat jadwal tersebut diharapkan seluruh kenshi yang berasal dari semua dojo yang ada di Kab. Badung agar bisa hadir dan tidak menutup kemungkinan juga para kenshi yang mau ikut latian gabungan dipersilahkan untuk datang . Untuk saat ini di Kabupaten Badung ada beberapa dojo antara lain : Dojo Persada (pemadam kebakaran ), Dojo Taman Sekar, Dojo Univ. Saraswati, dan Dojo Mercure.

Minggu, 11 Desember 2011

Pelajaran WAZA ke 1 DAN

sangoken Sango(u) Ken Harai uke geri



tenoken Tenno(u)u Ken Furiten ni Keriten san Tsukiten san

kakuritsu Kakuritsu Ken Kintekigeri hizauke namigaeshi Gyakugeri hizauke namigaeshi Mawashigeri sanbou uke namigaeshi

ryuoken Ryu(u)o(u) Ken Katate oshi nuki Morote juuji nuki Nidan nuki Morote hiki nuki
ryukaken Ryu(u)ka Ken Maki gote Katate oshigote Ryoute oshigote Kotemaki gaeshi Morote juujigote
kongoken Kongo(u) Ken Mae tenbin gatame Kannuki gatame


Pelajaran WAZA ke KYU 1

                              WAZA ke KYU 1
nioken Nio(u) Ken Sotouke duki Sotouke geri Soto oshiuke duki Kusshin duki Kusshin geri
ryuoken Ryu(u)o(u) Ken Jouhaku nuki Oshi kiri nuki Sode nuki Eri nuki
ryukaken Ryu(u)ka Ken Uragaeshi nage



rakanken Rakan Ken Sode maki Sode dori Sodemaki tenbin Jouhaku dori Kata munaotoshi
Ude maki Eri juuji


Pelajaran WAZA ke KYU 2

                                WAZA ke KYU 2
nioken Nio(u) Ken Uchiuke geri Tenshin geri



sangoken Sango(u) Ken Han tenshin geri Yoko tenshin geri Juuji uke geri


byakuren Byakuren Ken Tsubame gaeshi Chidori gaeshi



ryuoken Ryu(u)o(u) Ken Kiri nuki Juuji nuki Gasshou nuki Kirikaeshi nuki Sankaku nuki
ryukaken Ryu(u)ka Ken Ryoute okurigote Okuri yoko tenbin Juujigote Ryaku juujigote Ryoute juuji gote Kirigote
kongoken Kongo(u) Ken Ura gatame Juuji gatame



Pelajaran WAZA ke Kyu 3


                   WAZA ke KYU 3 ( Sabuk Hijau )
nioken Nio(u) Ken Ryusui geri Uwauke duki Uwauke geri Uchiuke duki
sangoken Sango(u) Ken Shita uke geri Shita uke jun geri

tenoken Tenno(u)u Ken Tsuikiten ichi


ryuoken Ryu(u)o(u) Ken Kote nuki Katate yori nuki Ryoute yori nuki Maki nuki
ryukaken Ryu(u)ka Ken Gyakugote Katate okurigote Okuri maki tenbin
kongoken Kongo(u) Ken Ude juuji gatame Mae yubi gatame Tachi gasshou gatame

Kamis, 08 Desember 2011

Kenshi Yang Bening-bening

Teman2 semua..ni kenshi dri Jepang lho namanya Kaori Kurita.. btw klo di dojo kita ada yg bening2 kya gini,dijamin dehh tiap jadwal latian pasti pada ramee yaaa yg latian.. he.he.he.
http://profile.ameba.jp/kurisuke129/

Final Randori Indonesia VS Laos , Palgunadi atlet Bali meraih perak ( video ke 2 )

Bagi sodara2 kenshi yg belum sempet liat partai final Randori antara Palgunadi atlet INA dari Bali VS Atlet Laos.. Silahkan di tonton di sini
Silahkan kasi koment nya tentang pertandingan tersebut :)

Rabu, 07 Desember 2011

Shuho

Shuho sebagai elemen fundamental dalam juho wazza, bukan hanya sebagai bentuk pertahanan awal dalam menghadapi serangan akan tetapi juga menempatkan diri dalam posisi yang menguntungkan dalam menghadapi serangan.

Shuho pada dasarnya memfokuskan pada membawa bagian yang diserang (dipegang, dipeluk, dicekik, etc) dekat pada tubuh sehingga menjadi satu kesatuan dalam menghadapi serangan, teknik ini memberikan keunggulan postur yang menghasilkan efisiensi dalam menghadapi serangan.

Menghadapi lawan yang menangkap kemudian memegang salah satu bagian tubuh kita, jika kita mendekatkan/merapatkan tangan ke tubuh tanpa melawan energi yang dialirkan oleh lawan dan membentuknya (dengan menggunakan gerak tubuh dan tai sabaki) dalam sudut tertentu dan energi relatif sedikit kita dapat mematahkan serangan lawan dan mengeksekusinya dalam bentuk juho wazza.

Unsur-unsur dalam shuho:
1. Kagite (Sudut Siku)

Sudut yang tepat sangat penting dalam aplikasi shuho, penggunaan tai sabaki sangat krusial dalam prosesnya. Hal ini untuk menghindari terjadinya power vs power dengan lawan.
Dalam kasus kote (kote nuki wazza), dengan merapatkan tangan dengan tubuh dan "mengunci" posisi tangan lawan pada posisi sejajar dengan tangan kita. Dengan menjaga posisi itu lakukan kuruma nori kita dapat mematahkan serangan lawan.

2. Furiko No Ri (Prinsip Pendulum)

Menghadapi serangan berupa tangkapan atau pegangan, kecenderungan lawan untuk mengkompensasi energi yang kita gunakan untuk melawan melalui pergerakan siku. Dengan memanfaatkan kagi te kita dapat memanipulasi pundak lawan sebagai sumbu pivot (pendulum) dan mengarahkan energi dengan kuruma no ri untuk mengeksekusi juho wazza.

3. Kinkotsu No Ri (Prinsip Otot dan Tulang)

Kinkotsu no ri adalah cara untuk mengunci postur lawan. Ketika kita membentuk sudut (kagi te) dan menguncinya dalam postur yang tepat. Pada umumnya lawan secara refleks lawan juga ikut mengunci lengan dan pundaknya untuk mengkompensasi gerakan jika kita mencoba untuk menariknya. Hal ini memberikan kesempatan kita untuk mengarahkan energi ke arah pundak lawan dengan memanfaatkan hazumi no ri dan mengeksekusi juho wazza.

4. Tai Sabaki (Gerak Langkah)
Penguasaan tai sabaki dalam shuho merupakan salah satu bagian krusial. Tanpa tai sabaki untuk membentuk sudut dalam shuho pada banyak kasus menjadi power vs power. Untuk itu penguasaan tai sabaki antara lain yang paling penting dalam mengeksekusi juho wazza adalah ni soku tenkai dan san soku tenkai mutlak untuk dikuasai.

Kagi Te Shuho

Kote nuki merupakan juho wazza dasar yang kita pelajari. Aplikasi shuho dalam wazza ini adalah kagi te shuho. Kagi te shuho dilakukan secara simultan disaat kita melakukan meuchi / zuki untuk mengecoh lawan. Penggunaan prinsip kagi te, kin kotsu nori dan furiko no ri yang tepat memudahkan kita "mengontrol" serangan lawan yang membuat counter menjadi dua kali lebih efektif dan efisien.

Dengan menjaga posisi kote dan tubuh sebagai satu kesatuan merupakan prinsip dasar dalam aplikasi shuho. Dengan kote sebagai sumbu axis, sedikit usaha dalam bentuk kuruma no ri sudah dapat melepaskan kote dari genggaman lawan.

Sankaku Shuho

Pada gambaran diatas bisa dikatakan sudah terlambat untuk membentuk kagi te shuho dimana lawan berusaha untuk memuntir tangan kita dalam posisi morote. Dengan meletakkan tangan disamping badan dan menjatuhkan pundak (mendongkrak) ke bawah, kita dapat melepaskan genggaman lawan. Aplikasi shuho ini dapat kita lihat salah satunya yang paling sedrhana adalah pada wazza sankaku nuki.

Tsuitate Shuho

Pada bentuk serangan diatas lawan dalam posisi morote berusaha untuk menarik tangan kita kebawah, membuat kita kesulitan untuk melakukan kagite ataupun sankaku shuho. Untuk menetrailisirnya kita melakukan tsuitate shuho, yaitu dengan tai saibaki mendekat kearah lawan dan secara simultan merapatkan tangan ke tubuh. Luruskan tangan dan seketika tegakkan badan (usahakan diatas pundak lawan) dan kemudian jatuhkan (dongkrak) vertikal ke bawah. Gerakan menegakkan dan menurunkan tubuh secara simultan memberikan momentum dan keuntungan dari keunggulan dan kestabilan postur bagi kita. Hal ini memberikan efisiensi power bagi kita saat kita melepaskan genggaman lawan. Aplikasi shuho ini dapat kita ditemukan pada wazza zuki nuki.

Choji Shuho

Choji Shuho digunakan pada lawan berusaha menyerang dengan menekan titik choji pada tangan. Yaitu dengan merentangkan jari2 kemudian bentuk kagite dan lakukan counter.

Hagai Shuho

Hagai shuho diaplikasikan menghadapi serangan kuncian lawan dari belakang dengan menyelipkan tangan melewati ketiak dan menguncinya di leher kita (hagai jime). Untuk merespon serangan ini dengan menumpangkan salah satu tangan kita diatas tangan lawan kemudian dongkrak dengan menggunakan tubuh bagian atas untuk merusak keseimbangan lawan dan counter dengan juho wazza


Yahazu Shuho

Yahazu suho digunakan untuk menghadapi serangan pelukan dari belakang dengan posisi tangan kita didalam (bear hug). Untuk merespon serangan ini dengan memegang menggandengkan kedua tangan kita dan secara simultan mengembangkannya menggunakan bahu kemudian bungkukkan badan ke depan dan nage.

Konoha Shuho

Konoha shuho adalah bentuk pertahanan awal menghadapi serangan lawan yang berusaha untuk menggengam jari2 kita. Bentuk shuho ini cukup sederhana, yaitu saat lawan berusaha menggengam jari2 kita sesegera mungkin menutup (mengepalkan) jari2 kemudian mencounter lawan.

Kubijime Shuho
Kubijime shuho digunakan untuk menghadapi serangan lawan berupa cekikan (kubijime). Respon yang digunakan cukup sederhana adalah dengan merapatkan kepala dengan leher kemudian counter.


http://www.kaskus.us/showthread.php?t=868056&page=176

SO EN ( Lambang Shorinji Kempo )


SO EN
SO (enso/Lingkaran) EN (pasangan/sepasang)
digambarkan saling bertautan diartikan sebagai harmoni antara yin-yang, kekuatan dan cinta kasih.
pelindung (bunga?) diartikan sebagai pelindung/pembela kebenaran dan keadilan.
4 titik merupakan simbol dari bumi (bawah) dan langit (atas), kasih sayang (kiri) dan kekuatan (kanan).
Lingkaran diekspresikan sebagai salah satu bentuk (akhir) dari manji.
Manji diartikan sebagai sebuah awal, akar kehidupan, harmoni alam yang mengalir. Omote Manji (lingkaran putih) melambangkan cinta dan kasih sayang, dan Ura Manji (lingkaran hitam) melambangkan kecerdasan dan kekuatan/kekuasaan.
Elemen2 tersebut disatukan, sejalan dalam satu kesatuan yang merupakan dasar dalam pemikiran dan tindakan manusia dalam menjalani kehidupan.
yang tidak lain adalah inti dari Shorinji Kempo yaitu "Riki Ai Funi"
"Kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman, kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan".


http://www.kaskus.us/showpost.php?p=362448391&postcount=3447

Wawancara Dengan Sensei Indra Kartasasmita, salah satu tokoh yang membawa Shorinji Kempo ke Indonesia


Indra Kartasasmita
Anggota Dewan WSKO
Pelatih Resmi WSKO
Anggota Dewan Kehormatan, dan Ketua Dewan Guru PERKEMI

Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia (PERKEMI) memiliki lebih dari 50.000 kenshi , yang membuatnya sebagai Federasi Beladiri Kempo terbesar kedua setelah Jepang. Sensei Indra Kartasasmita adalah Anggota Dewan Kehormatan, dan Ketua Dewan Guru PERKEMI Periode 2010-2014, serta Anggota Dewan WSKO. Yang lebih penting adalah, beliau adalah salah satu orang yang membawa dan menebarkan Benih Shorinji Kempo di Indonesia.

Sensei Indra: Indonesia tidak memiliki peraturan hukum yang memperhatikan olahraga. Saya hendak membuat system yang menjamin kehidupan bagi atlet setelah mereka pensiun dari olahraga atau karena cedera. Kami menginginkan peraturan hukum untuk mendukung atlet yang berprestasi. Itulah yang kami bicarakan dalam komite yang beranggotakan Anggota DPR, dimana saya menjabat Ketua.

-Bagaimana anda mengenal Shorinji Kempo?

Sensei Indra: Saya kuliah di Tenri University dan Doshisha University Graduate School. Saya belajar Judo, Karate,dan Iaido juga. Suatu hari, Ginanjar (Sensei Ginandjar Kartasasmita),salah satu teman saya yang juga belajar di Jepang, meminta untuk dibanting. Jadi saya pun mencobanya,tapi malah saya yang terbanting. Saya menanyakan budo (beladiri) apa itu, dan jawabnya RAHASIA. Sungguh menyebalkan!

Setelah itu saya mengetahui bahwa teknik yang dipakai di saya adalah Shorinji Kempo, dan menemukannya di Kyoto Bersuin, dimana Kaisho dan para Sensei lainnya mengajar.

Kaisho mengajar disana tiap 5-7 hari perbulan. Beliau menggunakan tekniknya ke saya, dan ketika saya berkata “itai yo, itai yo (itu sakit)”, beliau pun berkata, “Lihat teknik inipun berfungsi kepada orang asing.”

Sekeras apapun latihannya, Sensei Indra datang ke dojo seawal mungkin dan baru pulang setelah yang lainnya pulang. Setelah latihan,dimana Kaisho menggunakan tekniknya kepada Sensei Indra, Kaisho pun berkata ”Tangan dan kakimu pasti sakit sekali”, dan kaisho pun mentraktir Sensei Indra semangkok mie udon. Kata-kata yang bersahabat dari Kaisho “Kamu Suka?” menyentuh hati Sensei Indra yang paling dalam.

-Apakah anda mengingat kata-kata yang paling jelas dikatakan Kaisho Kepada anda?

Sensei Indra: Kaisho secara berulang-ulang berkata kepada saya “Kuasai Shorinji Kempo dan sebarkan di Indonesia.” Itu bukan untuk diri saya pribadi, melainkan untuk Indonesia.

Pada 30 September 1965, terjadi percobaan Kudeta, oleh Partai Komunis Indonesia. Kudeta itu tidak berhasil, namun rakyat merasa tidak aman. Para pemuda merasa kecewa. Dalam keadaan semacam itulah Sensei Indra mulai mengajarkan Shorinji Kempo di Indonesia


Sensei Indra: Para pemuda pada masa itu cenderung membentuk geng preman. Pada saat saya melewati suatu taman, ada sekelompok geng preman datang dan mengepung saya. Saya membuat lingkaran dengan garis tengah sekitar 3meter di tanah, dan menantang mereka untuk masuk dan melawan saya satu lawan satu. Saya menunggu dalam Taiki Gamae. Ketika salah satu preman meraih tangan saya, saya menggunakan Gyaku Gote, lalu dilanjutkan Ura Gatame. Lalu saya berkata kepada preman yang lain, kalau dia bisa mati kalau diteruskan.

Dua dari para preman tersebut menjadi murid dari Sensei Indra. Sensei Indra membuat mereka berjanji untuk tidak berbuat jahat lagi dan mengijinkan mereka menjadi pengikutnya. Kenshi-kenshi baru tersebut sesekali menunjukkan tabiat preman mereka. Pada saat-saat tersebut, Sensei Indra mengingatkan mereka dengan kata-kata kasar, sampai dengan mereka tidak menunjukkan tabiat buruk mereka, dalam perkataan.


Sensei Indra: Indonesia adalah Negara dengan umat Islam sebagai mayoritas. Saya sering berkatakata-kata yang sangat menghina seperti “Kamu babi!”. Lalu saya pun memberikan wejangan yang panjang kepada mereka. Mereka memerlukan pelajaran yang tegas agar dapat menerima apa yang hendak saya yakinkan kepada mereka.

Keadaan ini mirip dengan Jepang saat mereka kalah dalam perang Pasifik

Sensei Indra tidak mengijinkan Kenshi untuk menunjukkan teknik Shorinji Kempo kepada orang lain sebelum Kenshi tersebut mencapai Kyu-III. Beliau menjaga teknik tersebut sebagi rahasia, sehingga orang yang belajar Shorinji Kempo bangga dengan apa yang telah mereka pelajari. Ketika kenshi mencapai Kyu-III kenshi tersebut diperbolehkan membawa teman mereka, namun dibatasi hanya satu atau dua orang saja.


Sensei Indra: Anda mungkin bertanya-tanya kenapa kami menjaganya sangat rapat dan rahasia. Salah satu alasannya adalah kami bisa saja dilarang untuk belajar Kempo, jika ada seseorang membawa orang komunis untuk menjadi anggota kami.

Sistem semacam ini terus berlangsung hingga angkatan Kenshi ke-enam.

Sambil mengajarkan filosofi Shorinji Kempo, beliau menambah anggota sedikit demi sedikit. Salah seorang anggota awalnya saat ini menjabat menjadi President dari sebuah Bank Jerman.

Sensei Indra: Di Indonesia ada semacam ungkapan, jika kamu berkata akan membangun rumah, maka bangunlah rumah itu. Ini adalah perwujudan dari akutalisasi diri. Saya berkata kepada Kenshi saya, jika mereka akan lulus ujian, maka mereka akan lulus. Tetapi saya tidak menerima sifat arogan.

Ketika seorang Kenshi lulus ujian, dia akan dilempar ke lumpur, bukan malah diberi ucapan selamat. Sebab, jika saya ucapkan selamat kepadanya, dia akan berhenti berlatih.

Tradisi semacam ini berlangsung hingga kini.

Tradisi ini terjadi pada hari terakhir Gashuku. Setelah menerima kenaikan tingkat, semua Kenshi Laki-laki yang lulus, disuruh membuka dogi atas mereka, diperintahkan untuk tidur terlentang, dan dicambuki dengan obi oleh sempaimereka. Mereka diperintahkan untuk sit up, sementara Kenshi senior menginjak tubuh mereka. Terdengar teriakan dimana-mana.

Tetapi,jika kita perhatikan, walaupun mereka berteriak, para kenshi yang lulus ujian tersebut tersenyum, dan semua pihak menikmati upacara yang gila-gilaan tersebut. Setelah itu, mereka dibawa ke sungai di luar dojo, dan tubuh merekapun dipenuhi lumpur, sementara senyuman bahagia terpancar dari wajah mereka.


Sensei Indra: Alasan kenapa Shorinji Kempo dapat menjadi organisasi besar di Indonesia adalah dikarenakan Pelatih-pelatihnya adalah orang Indonesia, yang memahami orang Indonesia, dan mengajarkan Shorinji Kempo dengan cara yang dapat dilakukan oleh orang Indonesia. Kami mengajarkan Shorinji Kempo di Indonesia dengan disiplin yang keras.

(4 Februari 2006, pada saat HUT ke-40 Perkemi, dilaporkan oleh Toru Hatsuki, Chief Editor dari Kaiho Shorinji Kempo)
http://www.kaskus.us/showpost.php?p=368268565&postcount=3683

Zhongdaochangquan (the other side of Shorinji Kempo)

Ada seorang pemuda jepang bernama Nakano Michiomi, dia memiliki basic beladiri Aikijutsu
Di usai ke 17 tahun, Januari 1928, Michiomi mendaftarkan diri masuk angkatan perang. Dan ditempatkan di Manchuria sebagai Special Expeditionary Force, agen pasukan khusus. Ditugaskan pada sekolah Taoist yang dikepalai oleh Chen Liang. Seorang anggota rahasia Perkumpulan Zaijia Li, dan kepala perkumpulan Bunga Teratai Putih (Byakuren dalam bahasa Jepang), sekolah tinju Shaolin Utara ( Shorin). Sebagai murid Chen, Michiomi mempelajari kempo (Quan Fa – Tinju), dan juga pertama kali Michiomi berkenalan dengan pengajaran Budha. Pengaruh Budha (Chan-Zen) sangat kental dengan beladiri cina.

Tahun 1931 Nakano Michiomi terkena tipus dan dikembalikan ke Jepang. Bergabung dengan Kesatuan Angkatan Udara I. Ketika latihan terbang malam, ia terkena seranga jantung, dan harus mendapatkan perawatan hingga 6 bulan. Para dokter memperkirakan waktu hidupnya 1 sampai 3 tahun.

Bulan Oktober 1931, Michiomi kembali ke Manchuria dan Chen, ditugaskan sebagai agen intelijen. Karena ia berpikir tidak punya umur panjang, Michiomi memilih untuk melakukan berbagai macam misi. Chen bertanya padanya, mengapa ia menginginkan kematian lebih cepat. Michiomi menceritakan apa
yang telah dikatakan dokter kepadanya waktu itu. Chen berkata kepada dia, siapa yang memutuskan hidupmu hanya Cuma setahun? Nasib adalah sesuatu yang Gaib, di luar ken adalah kematian. Kamu tidak akan mati dengan seketika, kamu harus berjuang untuk hidup dengan segala usaha. Aku akan merawatmu mulai hari ini. Michionmi menjalani perawatan dengan pijatan dan teknik akupressur, dalam bahasa jepang disebut Kemyaku iho. Dan dalam istilah ShorinjiKempo sekarang disebut dengan Seiho (seitai jutsu).

Dalam melaksanakan misinya, Michiomi menyamar sebagai gelandangan, menemani Chen. Pada tahun 1932, mereka berada di Beijing, di mana gurunya Chen, Wen Taizong tinggal di sana. Wen waktu itu adalah guru besar dari sekolah Shaolin Utara “Yihemen Quan” , atau Giwamon Ken dalam bahasa Jepang.

Pada waktu masih muda, Wen adalah seorang biarawan kuil Shaolin, dan akhirnya menjadi guru besar menggantikan Huang Longbai. Lalu Wen memperkenalkan Michiomi pada Huang, dan akhirnya mengijinkan menjadi muridnya secara langsung. Huang mengajarkan Michiomi 36 macam kuncian dan teknik gulat naga, yang disebut Longxi Zhuji. Ia juga mempelajari teknik lemparan Wa Hua Quan (Goka Ken, Tinju Lima Bunga), yang akhirnya menjadi dasar prinsip lembut dan keras menjadi satu.

Setelah mempelajari beladiri dari kakeknya, kemudian menguasai apa yang telah diajarkan Chen, Michiomi menerima semua pelajaran dengan cepat. Wen berpikir telah menemukan seorang yang cukup cakap. Di musim gugur 1936, Wen dan Michiomi menghidiri upacara di kuil Shaolin, Michiomi di angkat menjadi Guru Besar ke 21 dari Yihemen Quan. Wen menamai di “Doshin So/Zhong Daochang (dalam bahasa Mandarin)”, yang berarti Yang Membantu Jalan Menuju Religius. Dan nama tersebut dipakai sepanjang sisa hidupnya.

dalam perkembangannya aliran beladiri tersebut memiliki banyak jurus, antara lain

  • Bailianjiao = White Lotus Society = Byakurenkenuring
  • Yihe Quan = Righteous and Harmonious Fists = Giwaken
  • Sanhehui = Three Harmonies Society = Sangoken
  • Hongwangzihui = Red Swastika Society = Komanjiken
  • Tiandihui = Heaven and Earth Society = Tenchiken

Selasa, 29 November 2011

Kenapa Memilih Bela Diri Shorinji Kempo ?

Metode Latihan

Dalam berlatih Bela Diri Shorinji Kempo ada 2 proses latihan yang dilakukan secara bersamaan, yaitu gerak fisik melakukan teknik-teknik bela diri Kempo dan olah fikir untuk memahami logika gerakan teknik bela dirinya. Teknik dalam Bela Diri Kempo merupakan gabungan teknik keras : pukulan, tendangan, tangkisan yang disebut Goho dan teknik lunak : kuncian, bantingan, lipatan yang disebut Juho. Kedua teknik di atas harus dilatih secara bersama-sama dan tidak boleh secara terpisah.


Teknik Bela Dirinya


Teknik bela dirinya diciptakan oleh Pendeta Budha yang bernama Tatmo Cowsu. Tujuan Bela diri Kempo diciptakan pada masa itu adalah untuk melatih para biksu sehingga mampu menyebarkan agama budha pada saat itu dengan tantangan yang dihadapi baik dari kondisi alam maupun manusianya. Di dalam falsafah Bela Diri Kempo tedapat ajaran : Fusatsu Katsuji, yakni dilarang membunuh tapi memperlakukan secara manusiawi. Teknik bela Diri Kempo mengutamakan bertahan dan menyerangnya disesuaikan. Bila musuh bisa dikalahkan dengan teknik kuncian saja, maka tidak harus menggunakan teknik keras, pukulan atau tendangan.

Sistem Ujian Kenaikan Tingkat


Ada 2 hal yang diujikan dalam ujian kenaikan tingkat, yakni ujian teori dan ujian praktek. Ujian praktek adalah menguji ketrampilan fisik seorang kenshi (atlet Kempo). Sedangkan ujian teori untuk menguji pemahaman dan logika dari teknik Bela Diri Kempo serta memahami sejarah dan falsafah bela Diri Kempo. Sehingga seorang kenshi tidak semata-mata hanya menjadi seorang jagoan bela diri saja.


Latihan Kepemimpinan Organisasi


Seorang kenshi selain mahir/menguasai teknik Bela Diri Kempo juga harus memiliki keterampilan manajerial. Mereka tidak boleh semata-mata mengikuti latihan hanya untuk menguasai teknik bela dirinya. Jadi, seorang kenshi juga dipersiapkan untuk menjadi pengurus dan asisten/pelatih dojo tanpa kecuali di mana hal ini secara tidak langsung memberikan pengalaman berorganisasi dan latihan kepemimpinan.


Tujuan Akhir


Pembelajaran dalam Bela Diri Kempo menyentuh beberapa aspek, yaitu Aspek Fisik, untuk kebugaran dan menjaga kesehatan tubuh, Aspek Mental, untuk membangun karakter pribadi yang rendah hati dan berjiwa sportif, dan Aspek Kepemimpinan, di mana setiap kenshi sejak dini dididik dan dipersiapkan untuk mengembangkan kemampuan memimpin yang ada dalam dirinya.

Senin, 28 November 2011

Jet Lee juga seorang Kenshi???


Lie Lien Chieh atau Li Lien Jieh alias Jet Lee ternyata tak hanya mahir bermain kungfu, ia juga pandai beladiri Shorinji Kempo.

Apa iya? Ya, lihat saja di film jadul Shaolin Temple yang edar tahun 1982. Pada adegan latihan para biksu di halaman kuil, jelas sekali gerakan dasar Shorinji Kempo diperagakan.

Kemudian adegan perkelahian antara biksu Shaolin dan para musuh yang menyerang kuil, sejumlah biksu termasuk tokoh yang diperankan Jet Lee, menggunakan teknik perkelahian khas Shorinji Kempo. Gaya tendangan, pukulan, kuncian dan bantingan.

Mungkin Anda yang pernah nonton film ini lupa dengan adegan tersebut. Oke, kalau mau lihat bagaimana adegannya, klik di sini

All About Shorinji Kempo

Shorinji kempo berasal daripada perkataan sho = hutan, rin = bambu, ji = kuil, ken = aturan. Kalau kempo bermakna "jalan hidup", erti ini merupakan penjelasan dari sempai saya yang pernah ke Jepun.
"KASIH SAYANG TANPA KEKUATAN ADALAH KELEMAHAN"
"KEKUATAN TANPA KASIH SAYANG ADALAH KEZALIMAN"
(DOKTRIN SHORINJI KEMPO)

Kempo dan Budhisme

Sekilas orang berkesimpulan bahwa bela diri Kempo berasal dari daratan China. Anggapan ini tidaklah semuanya benar. Kira-kira tahun 550 SM, pendeta Buddha yang ke-28, iaitu Dharma Taishi, pindah dari tempat tinggalnya di Baramon, India ke daratan China. Beliau menetap di sebuah kuil yang bernama Siau Liem Sie atau dikenali dengan nama Shorinji yang terletak di pripinsi Kwa - Nam. Dalam perjalanannya dan pengembaraannya Dharma Taishi menyebarkan ajaran agama Budha. Tidak sedikit tantangan, ancaman dan hinaan yang dialaminya, bahkan nyaris merenggut jiwanya. Dari pengalaman-pengalaman timbulah anggapan dalam dirinya bahwa seorang calon Bikshu sebaiknya juga melatih ketahanan jasmaninya, disamping membersihkan rohaninya untuk mencapai nirwana setelah bersemedi. Dalam ajaran agama Budha, dikatakan bahwa hidup itu berasal dari "kosong" atau "tiada". Namun oleh Dharma Taishi dilengkapinya, bahwa tiada gunanya menjadi "kosong" atau "tiada" atau "suci" jika tidak bisa membela sesama manusia yang ditimpa kemalangan. Selama di India, Dharma Taishi pernah belajar indo Kempo (silat India), karena banyaknya tantangan yang dihadapi dalam pengembaraannya di Cina maka ia mempelajari pula berbagai aliran silat China Kuno. Selama bertapa 9 tahun ia bertekad menyusun ilmu mempertahankan diri dan dimaksukkan sebagai syarat dan mata pelajaran bagi calon pendeta Budha. Sejak itu ilmu beladiri yang ditemukannya telah menjadi sebagian pendidikan keagamaan pada Zen Budhisme. Dharma tetap beranggapan bahwa semua pengikutnya haruslah berfisik kuat guna melanjutkan usaha menyebarluaskan ajaran agama Budha yang cukup berat itu. Dalam ceritera klasik Cina, sering dijumpai nama Tatmo Cowsu. Nama ini tidak lain yang dimaksud adalah Dharma Taishi sendiri, yang mencipatakan seni beladiri Shorinji Kempo atau Siauw Liem Sie Kung Fu.

Falsafah Kempo

Karena seni bela diri kempo waktu itu menjadi sebagian dari latihan bagi para calon Bikshu, dengan sendirinya ilmu itu harus mempunyai dasar falsafah yang kuat. Dengan dilandasi agama Budha, yaitu membunuh dan menyakiti, maka semua KENSHI (pemain Kempo) dilarang menyerang terlebih dahulu sebelum diserang. Hal ini menjadi doktrin Kempo, bahwa "perangilah dirimu sendiri seblum memerangi orang lain". Berdasarkan doktrin ini mempengaruhi pula susunan beladiri ini, sehingga gerakan teknik selalu dimulai dengan mengelak/menangkis serangan dahulu, baru kemudian membalas. Selanjutnya disesuaikan menurut kebutuhan yakni menurut keadaan serangan lawan. Dharma selalu mengajarkan bahwa disamping dilarang menyerang juga tidak selalu setiap serangan dibalas dengan kekerasan. Sehingga dalam ilmu Kempo itu lahirlah apa yang berbentuk mengelak saja. Cukup menekukkan bagian-bagian badan lawan, kemudian mengunci dan bila terpaksa barulah dilakukan penghancuran titik-titik lemah lawan, berupa tendangan, sikutan, pukulan dan sebagainya. Bentuk yang pertama dikenal sebagai JUHO dan yang berikutnya sebagai GOHO. Setiap kenshi diharuskan menguasai teknik GOHO (keras) dan JUHO (lunak), artinya tidak dibenarkan apabila hanya mementingkan pukulan dan tendangan saja dengan melupakan bantingan dan lipatan-lipatan.

Akibat Perang Boxer

Shorinji kempo sendiri mengalami perkembangan pesat di daratan Cina. Pengikutnya semakin banyak dan pengaruhnya semakin besar dalam masyarakat Cina. Di tahun 1900 - 1901, di Cina meletus perlawanan rakyat menentang masuknya Kolonialisme Barat. Pemberontakan di awal abad ke 20 itu akhirnya menjadi gerakan nasional yang disokong Ratu Tze Shi, yang juga ingin membersihkan tanah airnya dari penjajahan Barat. Kolonalisme Barat akhirnya dapat mematahkan perlawanan rakyat Cina dengan menggunakan peralatan perang mutakhir. Sementara rakyat Cina kebanyakan hanya melawan dengna mengandalkan tangan dan kaki saja. perang yang menelan jutaan korban itu terkenal dengan sebutan "Perang Boxer". Penjajah mengejar dan membunuh pengikut Dharma Taishi, organisasinya dilarang, kuil-kuil Shorinji Kempo dirusak, dibakar dan dihancurkan. Bikshu-bikshu yang sempat meloloskan diri ke arah timur dan selatan, lalu mengajarkan aliran Shorinji Kempo kepada pedagang-pedagang dari Okinawan, Taiwan dan Muangthai. Karena tidak teroganisasinya kesatuan, maka penyebaran Shorinji Kempo mulai membentuk seni bela diri baru. Mereka melarikan diri ke Muangthai dengan hanya menguasai teknik GOHO (memukul, menendang dan menangkis) mempengaruhi perkembangan bela diri yang ada di negeri tersebut. Munculah apa disebut Thai Boxing. Ajaran Shorinji Kempo, terutama teknik GOHO, juga mempengaruhi seni bela diri yang ada di Okinawa, Jepun. Maka di Okinawa timbullah seni bela diri yang dinamakan OKINANAWATE yang kemudian dkenal dengan nama KARATE.

Mereka yang melarikan diri ke pulau-pulau Jepun lainnya dan menguasai teknik JUHO (lunak) juga mempengaruhi seni bela diri yang ada di daerah-daerah tersebut. Kemudian muncullah seni bela diri JU-JIT-SU, Ju berarti halus-lenting dan fleksibel. Disamping itu lahir pula seni bela diri AIKIDO dan JUDO. Setelah menghilang beberapa waktu lamanya, kempo mulai bangkit kembali setelah perang dunia II, aliran-aliran seni bela diri lainnya tetap bersumber dari Shorinji Kempo sebagai aliran seni beladiri yang tertua.

Perkembangan Kempo Selepas Perang Dunia II

Shorinji Kempo baru bangkit kembali di Jepun setelah usainya Perang Dunia II. Dalam waktu yang relatif singkat seni bela diri ini menyebar luas, bukan saja di Jepun tetapi diseluruh dunia. Seorang pemuda Jepun yang bernama SO DOSHIN dikirim ke Cina dalam pasukan ekspedisi tentara Jepun ke Manchuria pada tahun 1928. Tetapi ia tidak sepaham dengan cara-cara penjajahan Jepun, kemudian melarikan diri dari induk pasukannya dan mengembara di daratan Cina. Dalam pengembaraannya ia bertemu dengan pendeta Budha dan akhirnya ia dibawa ke kuil Siaw Liem Sie, yang sudah diperbaiki oleh penerus-penerus Dharma Taishi. Di kuil ini Sho Dosin mempelajari ilmu Shorinji Kempo langsung dibawah asuhan Mahaguru (silang) ke-20 yaitu WEN TAY SUN. Karena kesetiaannya dan penguasaannya yang sempurna terhadap Shorinji Kempo, maka So DosHin diberi penghargaan tertinggi menjadi Maha Guru ke - 21 dan ia memperoleh ijin untuk meninggalkan kuil Shorinji untuk meneruskan ajarannya di daratan Jepun. Tahun 1945, Sho Dosin kembali ke Jepun dan membuka DOJO (tempat latihan) tersendiri. Ia memilih kota TODATSU, yang terletak di propinsi Kagawa di pulau Shikoku, yang kemudian terkenal sebagia pusat Shorinji Kempo. Banyak sekali yang datang ke DOJOnya untuk menjadimurid di sana, bukan saja dari daerah sekitarnya tetapi juga dari daerah-daerah lainnya, bahkan dari luar Jepun (terutama mahasiswa asing yang belajar di Jepun). So Doshin menggembleng murid-muridnya dengan disiplin yang keras seperti yang dialaminya sendiri. Namun di balik penggemlengan fisik dan mental itu, Guru Besar Shorinji Kempo ini tetap menempatkan seni beladiri ini sebagia pengayom hati dan jiwa dengan penuh rasa damai dan welas asih bagi para pengikutnya. Sebab itulah lambang organisasi Shorinji Kempo menggunakan lambang agama Budha, yaitu "Manji" , semacam tanda swastika yang berputar ke kiri, yang berarti "kasih sayang dan kekuatan" yang sesuai dengan doktrin Shorinji.

Dalam tindakan sehari-hari sering diartikan sebagai berikut :

"Dimana ada kekuatan harus ada kebijaksanaan dan kebijaksanaan harus disertai kebijaksanaan"