Rabu, 07 Desember 2011

Shuho

Shuho sebagai elemen fundamental dalam juho wazza, bukan hanya sebagai bentuk pertahanan awal dalam menghadapi serangan akan tetapi juga menempatkan diri dalam posisi yang menguntungkan dalam menghadapi serangan.

Shuho pada dasarnya memfokuskan pada membawa bagian yang diserang (dipegang, dipeluk, dicekik, etc) dekat pada tubuh sehingga menjadi satu kesatuan dalam menghadapi serangan, teknik ini memberikan keunggulan postur yang menghasilkan efisiensi dalam menghadapi serangan.

Menghadapi lawan yang menangkap kemudian memegang salah satu bagian tubuh kita, jika kita mendekatkan/merapatkan tangan ke tubuh tanpa melawan energi yang dialirkan oleh lawan dan membentuknya (dengan menggunakan gerak tubuh dan tai sabaki) dalam sudut tertentu dan energi relatif sedikit kita dapat mematahkan serangan lawan dan mengeksekusinya dalam bentuk juho wazza.

Unsur-unsur dalam shuho:
1. Kagite (Sudut Siku)

Sudut yang tepat sangat penting dalam aplikasi shuho, penggunaan tai sabaki sangat krusial dalam prosesnya. Hal ini untuk menghindari terjadinya power vs power dengan lawan.
Dalam kasus kote (kote nuki wazza), dengan merapatkan tangan dengan tubuh dan "mengunci" posisi tangan lawan pada posisi sejajar dengan tangan kita. Dengan menjaga posisi itu lakukan kuruma nori kita dapat mematahkan serangan lawan.

2. Furiko No Ri (Prinsip Pendulum)

Menghadapi serangan berupa tangkapan atau pegangan, kecenderungan lawan untuk mengkompensasi energi yang kita gunakan untuk melawan melalui pergerakan siku. Dengan memanfaatkan kagi te kita dapat memanipulasi pundak lawan sebagai sumbu pivot (pendulum) dan mengarahkan energi dengan kuruma no ri untuk mengeksekusi juho wazza.

3. Kinkotsu No Ri (Prinsip Otot dan Tulang)

Kinkotsu no ri adalah cara untuk mengunci postur lawan. Ketika kita membentuk sudut (kagi te) dan menguncinya dalam postur yang tepat. Pada umumnya lawan secara refleks lawan juga ikut mengunci lengan dan pundaknya untuk mengkompensasi gerakan jika kita mencoba untuk menariknya. Hal ini memberikan kesempatan kita untuk mengarahkan energi ke arah pundak lawan dengan memanfaatkan hazumi no ri dan mengeksekusi juho wazza.

4. Tai Sabaki (Gerak Langkah)
Penguasaan tai sabaki dalam shuho merupakan salah satu bagian krusial. Tanpa tai sabaki untuk membentuk sudut dalam shuho pada banyak kasus menjadi power vs power. Untuk itu penguasaan tai sabaki antara lain yang paling penting dalam mengeksekusi juho wazza adalah ni soku tenkai dan san soku tenkai mutlak untuk dikuasai.

Kagi Te Shuho

Kote nuki merupakan juho wazza dasar yang kita pelajari. Aplikasi shuho dalam wazza ini adalah kagi te shuho. Kagi te shuho dilakukan secara simultan disaat kita melakukan meuchi / zuki untuk mengecoh lawan. Penggunaan prinsip kagi te, kin kotsu nori dan furiko no ri yang tepat memudahkan kita "mengontrol" serangan lawan yang membuat counter menjadi dua kali lebih efektif dan efisien.

Dengan menjaga posisi kote dan tubuh sebagai satu kesatuan merupakan prinsip dasar dalam aplikasi shuho. Dengan kote sebagai sumbu axis, sedikit usaha dalam bentuk kuruma no ri sudah dapat melepaskan kote dari genggaman lawan.

Sankaku Shuho

Pada gambaran diatas bisa dikatakan sudah terlambat untuk membentuk kagi te shuho dimana lawan berusaha untuk memuntir tangan kita dalam posisi morote. Dengan meletakkan tangan disamping badan dan menjatuhkan pundak (mendongkrak) ke bawah, kita dapat melepaskan genggaman lawan. Aplikasi shuho ini dapat kita lihat salah satunya yang paling sedrhana adalah pada wazza sankaku nuki.

Tsuitate Shuho

Pada bentuk serangan diatas lawan dalam posisi morote berusaha untuk menarik tangan kita kebawah, membuat kita kesulitan untuk melakukan kagite ataupun sankaku shuho. Untuk menetrailisirnya kita melakukan tsuitate shuho, yaitu dengan tai saibaki mendekat kearah lawan dan secara simultan merapatkan tangan ke tubuh. Luruskan tangan dan seketika tegakkan badan (usahakan diatas pundak lawan) dan kemudian jatuhkan (dongkrak) vertikal ke bawah. Gerakan menegakkan dan menurunkan tubuh secara simultan memberikan momentum dan keuntungan dari keunggulan dan kestabilan postur bagi kita. Hal ini memberikan efisiensi power bagi kita saat kita melepaskan genggaman lawan. Aplikasi shuho ini dapat kita ditemukan pada wazza zuki nuki.

Choji Shuho

Choji Shuho digunakan pada lawan berusaha menyerang dengan menekan titik choji pada tangan. Yaitu dengan merentangkan jari2 kemudian bentuk kagite dan lakukan counter.

Hagai Shuho

Hagai shuho diaplikasikan menghadapi serangan kuncian lawan dari belakang dengan menyelipkan tangan melewati ketiak dan menguncinya di leher kita (hagai jime). Untuk merespon serangan ini dengan menumpangkan salah satu tangan kita diatas tangan lawan kemudian dongkrak dengan menggunakan tubuh bagian atas untuk merusak keseimbangan lawan dan counter dengan juho wazza


Yahazu Shuho

Yahazu suho digunakan untuk menghadapi serangan pelukan dari belakang dengan posisi tangan kita didalam (bear hug). Untuk merespon serangan ini dengan memegang menggandengkan kedua tangan kita dan secara simultan mengembangkannya menggunakan bahu kemudian bungkukkan badan ke depan dan nage.

Konoha Shuho

Konoha shuho adalah bentuk pertahanan awal menghadapi serangan lawan yang berusaha untuk menggengam jari2 kita. Bentuk shuho ini cukup sederhana, yaitu saat lawan berusaha menggengam jari2 kita sesegera mungkin menutup (mengepalkan) jari2 kemudian mencounter lawan.

Kubijime Shuho
Kubijime shuho digunakan untuk menghadapi serangan lawan berupa cekikan (kubijime). Respon yang digunakan cukup sederhana adalah dengan merapatkan kepala dengan leher kemudian counter.


http://www.kaskus.us/showthread.php?t=868056&page=176

Tidak ada komentar:

Posting Komentar